Laman

Minggu, 26 Juni 2011

Sepekan, aku khilaf…

Begini rupanya rasa itu, rasa mencari pengalaman yang diberi semesta. Keras dan begitu melelahkan. Sudah hampir sepekan aku memaksakan diri untuk berdiri, mencari dan berlari, sampai kadang peluh tak terbendung, letih raga dan emosi, aku hantam habis, seperti aku menerobos kacaunya jalanan ibu kota. Semua ku lakukan demi mencari pengalaman.

Meski usaha itu berlum berbuah, akankah aku menyerah?? jika setiap tetes keringat yang nampak sia-sia sebetulnya memberi arti dan pengalaman yang sangat berharga. Aku hanya perlu untuk membuka mata, melihat dengan teliti, dan semuanya nampak penuh hikmah.

Setiap langkah yang terlihat gontai sesungguhnya berisi kemantapan.
Setiap desahan napas, sesungguhnya bertanda sebuah keputusan. Kesempatan yang harus aku tinggalkan.

Aku bimbang di awal, haruskah aku tinggalkan menara itu, menara yang menawarkan kemegahan dan prestisius tinggi?! Aku kembali bertanya dalam diri, benarkah aku berani meninggalkan permainan itu, sebuah permainan yang sangat erat dengan para hartawan dunia ini, yang jika ku tekuni, bisa saja aku berubah seperti mereka. Dan ku putuskan untuk meninggalkan itu semua. Aku melawan arus, berjalan menuju bumi dimana sebagian lain beranjak menuju langit.

Aku tersadar bahwa aku melupakan sebuah kebahagian terdalam dalam diri. Aku berburu pekerjaan di menari, dan lupa akan kegiatan menulis. Sebuah impian yang sudah tertanam sejak aku masih di bangku SMA dulu. Aku tidak menginginkan jabatan keren dengan kostum super mahal layaknya atasan sebuah perusahaan. Bagiku kegiatan terindah adalah saat menuliskan sebuah gagasan maupun kejadian yang dapat memberikan dampak positif bagi orang lain. Bukankah itu, mengapa aku membuat akun blog ini, dan mengikuti kegiatan buletin kampus saat masih kuliah. Bekerja keras memeras otak demi menuliskan dua ribu karakter kata agar dimuat di Koran harian lokal. Kadang kesal namun memuaskan saat huruf terakhir di tuliskan.

Sepekan, aku khilaf, melupakan menulis untuk mencari posisi indah di menara menjulang tinggi. Dan kini, aku kembali, untuk sebuah ketenangan dan kedamaian yang ku cari. Sungguh tenang dan membahagiakan.

Tidak ada komentar: