Laman

Minggu, 06 November 2011

Tolong Biarkan Saya Melihat dan Mendengar…!

Kadang saya terpesona dan kagum dengan jalan fikir seseorang yang nampak  tidak mungkin untuk berfikir berilian namun mereka mampu. Kadang saya dibuat kecewa dengan sikap seseorang yang tampak fisik sangat pintar dan berwawasan, tapi belum  sampai  saya dengar analisanya mereka sudah memberi kesan angkuh.

Saya terus mengamati dan merasakan setiap pergerakan hidup ini, segala apa yang saya alami, secara perlahan menjadi pengetahuan yang membentuk karakter diri. Layaknya rekaman. Seorang cameramen mengambil banyak gambar untuk stok, kemudian dipilah mana gambar yang baik, gambar yang memiliki manfaat dan layak untuk ditayangkan.  

Begitupun segala kejadian yang telah saya lalui, saya pilah mana yang baik kemudian saya gunakan untuk menjalani hidup ini. Namun tentu, tidak semudah berucap. Kadang kala saya tahu itu tidak baik, tetapi kecolongan bertindak atau berkata yang kurang baik. Karena benar apa yang dikata seseorang bahwa “memberi nasehat kepada orang lain itu mudah tapi saat yang menasehati mendapat masalah, kerapkali meraka sulit untuk berdamai dengan diri sendiri”.

Saya setuju dengan pandangan seseorang yang mengatakan bahwa ungkapan fuller itu  salah “contoh yang baik adalah nasehat terbaik” – bagi saya nasehat bukanlah hal yang bisa mengarahkan seseorang pada kebaikan jika tidak dibarengi dengan contoh sikap dan tindak secara praktik dari si pemberi nasehat. Melihat dan mendengar adalah  dua komponen yang harus bersinergi. Hanya melihat tanpa diberi ruang untuk berdiskusi tentu tidak cukup, sebaliknya hanya membiarkan mendengar tanpa memberi contoh tindakan nyata juga percuma. Karena pada dasarnya kita berinteraksi dengan manusia yang belajar dari apa yang dilihat dan didengar.

Tidak ada komentar: