Kadang
saya terpesona dan kagum dengan jalan fikir seseorang yang nampak tidak mungkin untuk berfikir berilian namun mereka
mampu. Kadang saya dibuat kecewa dengan sikap seseorang yang tampak fisik sangat
pintar dan berwawasan, tapi belum
sampai saya dengar analisanya
mereka sudah memberi kesan angkuh.
Saya
terus mengamati dan merasakan setiap pergerakan hidup ini, segala apa yang saya
alami, secara perlahan menjadi pengetahuan yang membentuk karakter diri. Layaknya
rekaman. Seorang cameramen mengambil banyak gambar untuk stok, kemudian dipilah
mana gambar yang baik, gambar yang memiliki manfaat dan layak untuk
ditayangkan.
Begitupun
segala kejadian yang telah saya lalui, saya pilah mana yang baik kemudian saya
gunakan untuk menjalani hidup ini. Namun tentu, tidak semudah berucap. Kadang kala
saya tahu itu tidak baik, tetapi kecolongan bertindak atau berkata yang kurang baik.
Karena benar apa yang dikata seseorang bahwa “memberi nasehat kepada orang lain
itu mudah tapi saat yang menasehati mendapat masalah, kerapkali meraka sulit untuk
berdamai dengan diri sendiri”.
Saya
setuju dengan pandangan seseorang yang mengatakan bahwa ungkapan fuller itu salah “contoh yang baik adalah nasehat terbaik”
– bagi saya nasehat bukanlah hal yang bisa mengarahkan seseorang pada kebaikan
jika tidak dibarengi dengan contoh sikap dan tindak secara praktik dari si
pemberi nasehat. Melihat dan mendengar adalah
dua komponen yang harus bersinergi. Hanya melihat tanpa diberi ruang
untuk berdiskusi tentu tidak cukup, sebaliknya hanya membiarkan mendengar tanpa
memberi contoh tindakan nyata juga percuma. Karena pada dasarnya kita berinteraksi
dengan manusia yang belajar dari apa yang dilihat dan didengar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar