Laman

Senin, 08 September 2008

Tukang Parkir

“mereka hanya menjaga barang titipan, tapi mereka menjaganya dengan sepenuh hati. Tak peduli mobil butut atau milyaran harganya. Saat mobil mau pergi, mereka menunjukkan jalan terbaik untuk dilalui”.

Hal sepele yang terkadang sering kita abaikan. Memberi seribu rupiah saja, kadang kurang ikhlas. Mengucap terimakasih, sering terlewatkan. Padahal tanpa mereka, kita tidak bisa leluasa bekerja, berbelanja dan bersantai. Untuk sekedar memberi senyuman saja kadang kita gengsi, apalagi menyapa dan menanyakan kabar. Secara status sosial dan ekonomi bpk tukang parkir memang tidak seberuntung pemilik kendaraan pribadi. Tapi pekerjaan mereka adalah pekerjaan yang hanya itulah kesempatan bekerja yang dapat mereka lakukan, walaupuun.. ku yakin mereka menginginkan pekerjaan yang dapat mengangkat status sosial mereka dan mendatangkan banyak rezeki.

Menjadi tukang parkir jauh lebih bermartabat dari pengemis yang meminta-minta dan jauh lebih baik dari sekedar menjadi orang yang bekerja sebagai pencuri.

Kita gak bisa terlepas dari bantuan orang lain, termasuk jasa tukang parkir. Satu senyuman dan ucapan trimakasih kepada mereka akan menjadikan mereka lebih merasa di inginkan dan di hargai keberadaannya. Yang membedakan si kaya dan si miskin hanya status, gk lebih. Itupun hanya status di dunia. di akhirat?! belum tentu si miskin tetap menjadi miskin.

Teringat kata-kata indah kahlil gibran

”pakaianmu yang paling bersinar adalah hasil tenunan orang lain, makananmu yang paling lezat adalah yang kamu makan di atas meja orang lain, tempat tidurmu yang paling nyaman adalah di rumah orang lain. Sekarang beritahukanlah kepadaku bagaimana kamu dapat memisahkan diri dari orang lain??”

Maka, tersenyumlah dan berterimakasihlah kepada bapak tukang parkir, jangan karena perbedaan status sosial dan ekonomi kita menjadi pelit mengucap kata terimakasih. Satu lagi kata mutiara indah dari kahlil gibran ”jika hatimu adalah sebuah gunung berapi, bagaimana kamu berharap bunga-bunga akan bersemi di tanganmu?”

Tidak ada komentar: