Laman

Kamis, 24 Desember 2009

Berikan saya lelaki yang terbaik .....

Banyak seni yang lahir dari pengalaman cinta. Lirik lagu, seni puisi sampai obrolan anak remaja tentang cinta, dulu saya mengacuhkan topic cinta, melaluinya tanpa menoleh, melihatnya tanpa ada hasrat untuk mengalami. Bagi saya cinta tidak untuk di fikirkan, cinta tidak untuk di diskusikan. Biar dia datang di waktunya, waktu yang saya tidak tahu kapan dan dimana. Kepercayaan ini yang membuat saya menganggap meski sampai sekarang tidak ada yang datang menghampiri, saya tidak menjadikannya satu masalah besar yang harus dikhawatirkan.

Saya tidak berteriak lantang menyuarakan cinta, meski saya tidak banyak memperdulikan cinta, saya masih tetap saya, seorang wanita yang tidak lepas dari sifat alaminya. Hari ini selepas kuliah, ada jedah waktu sekitar setengah jam sebelum masuk ke kuliah berikutnya, ada teman yang minta ditunggu dan akhirnya saya dan dua teman yang kebetulan keluar kuliah bareng, bertiga, duduk di lobby kampus, sambil menunggu teman

Siang hari biasanya lobby kampus sepi, ditemani angin sepoy, tanpa di minta, teman saya mulai bercerita mengenai statusnya yang baru, status single menjadi berpacaran. Sedang saya seperti biasa menjadi pendengar setia, mereka asik berbincang berbagi kisah dan pandangan tentang perlunya memperkenalkan pacar kepada keluarga.

Saya sibuk sendiri, sibuk mengistirahatkan fikiran dan badan saya, menyederhanakan beban yang sedang saya emban, merebahkan bahu di kursi panjang dan memejamkan mata untuk istirahat. Biarkan mereka asik berbincang, saya memilih diam, diam sambil menikmati suasana sepi dan semilir angin menyentuh kulit muka, lembut. Terdengar sesekali nama saya disebut, disebut karena diojok masih setia dengan kesendirian, saya balas dengan senyuman tulus, karena memang nyata, sampai sekarang saya masih belum merubah status single saya. Candaan mau menjodohkan menyertai guyunonan mereka siang ini.

Awalnya saya tidak peduli, namun sekilas, beberapa menit ketika saya benar-benar tidak sedang berfikir, ketika fikiran dan hati saya rehat karena suasana tenang ditemani terpaan angin, untuk pertama kalinya saya merasa butuh, saya mulai berfikir mengenai obrolan teman saya, tentang cinta. Selama ini hati saya tidak pernah saya bagi untuk seseorang, fikiran saya belum pernah saya habiskan untuk memikirkan orang tercinta.

Perasaan saya menjadi kering, menyadari bahwa saya belum pernah memberi kasih dan sayang untuk seseorang. Ketika apa yang saya kerjakan mendapat apresiasi, saya merayakan dengan makan sepuasnya. Beli sendiri, makan sendiri, hanya untuk saya, tidak ada dia, teman untuk saya berbagi makanan ini.

Ketika letih dan kecewa, saya menghadapinya sendiri, mencoba mengatur hati dan menatanya untuk kembali normal. Saya menangis sendiri, berusaha menghibur diri sendiri, tidur, nonton, ngenet, dan curhat. Tidak ada dia seseorang yang bisa saya pamerkan air mata ini tanda saya sedang bersedih.

Sampai nanti, ketika waktu itu datang, ketika seseorang dengan karismatiknya menghampiri saya di persimpangan hidup, mengulurkan tangan, memberi nasehat dan dorongan untuk saya, saat itu juga saya berdoa, berikan dia teruntuk saya y Allah…

Tidak ada komentar: