Sore ini, bertemankan secangkir moccacino dan donat, mencoba melepas penat. Namun semua tidak berhasil. Tempat yang begini nyaman, hanya aku nikmati seorang diri. Ku pejamkan mata, mencoba menetralkan keadaan hati, begitu hangat, indah bisa melihatnya, tatapan penuh hangat dan nasehat menyejukkan, mendengarkan setiap cerita sedih maupun gembira. Saat menoleh tidak ada siapa pun disamping.
Semua kelengkapan yang dimiliki tidak bisa membantu. Apa yang salah, aku yang terlalu pendiam dan menutup diri? atau ini hanya alur hidup yang harus dijalani. Jika iya, segera ingin menyudahinya, berlari dan bersembunyi, meneriakkan akan kebutuhan teman atau seseorang yang bisa berbagi.
Agak berpikir autistik memang, membayangkan dengan secangkir minuman, berbincang dan mendengar untaian kalimat dari mulutnya, menatap riang wajah nan bersahaja penuh kasih sayang, pasti sangat menenangkan. Kapan, pertanyaan itu terus menghantui? Pertanyaan yang tak kunjung ada jawaban, jika waktu dilalui seperti hari ini, tidak ada siapa pun disana, apa lagi yang bisa diperbuat.
Mengeluh tidak bisa menghapus kekeringan hati.Mencoba mencari alternative tetap tidak bisa membuat tersenyum. Akhirnya, hanya begini, menghabiskan waktu di tempat ber’Ac dengan secangkir mocaccino, sendiri. Namun Kelak, suatu hari, ketika sosok yang aku harapkan datang, menemani aku ditempat ini, berbagi pelajaran hidup dengan wawasannya dan menceritakan indahnya pengalaman dengan kearifannya. Kepenata ini mungkin akan pudar dengan sendirinya. Bersabar sampai hari nanti, semoga aku mampu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar