Sebagian orang mengatakan bahwa
kegagalan adalah kemenangan yang tertunda, bagi saya gagal berarti telah hilang satu kesempatan, gagal ya gagal, tidak ada kemenangan, yang ada hanya berharap
akan ada keberuntungan lain.
Tidak ada yang saya takuti dari
gagal, mereka ada untuk memberi pelajaran, menjadi matang setelah gagal. Menjadi
kuat dan lebih cermat setelah gagal.
Dikesempatan kemarin mungkin saya
tidak berhasil karena tidak mampu mempresentasikan diri dengan baik. Dongkol
dengan penguji? buat apa?? Ia tidak salah, yang salah adalah saya. Ada yang
kurang, ada hal-hal yang harus dimatangkan kembali. Benar status teman saya mengatakan
bahwa untuk tidak membiarkan pergi impian caranya adalah dengan menjadi smart,
be sharp, be brave and be your self. Inilah komponen yang harus saya kuasai kembali.
Selama ini mungkin saya terlalu
nyaman dengan pengetahuan dan pengalaman yang saya punya, padahal perkembangan
ilmu terus bergerak. Selama ini mungkin saya terlalu percaya diri telah menjadi
pribadi yang memiliki pemikiran kritis padahal tidak. Selama ini mungkin saya
mengira bahwa saya telah menjadi orang yang berani, namun saya salah, itu hanya
emosi sesaat yang tidak pantas dikatakan keberanian. Selama ini mungkin saya
sering meremehkan kemampuan orang lain dengan selalu berfikir “be your self”
padahal saat saya berkata demikian, teman-teman saya telah jauh berlari meraih
cita.
Kegagalan telah memperlihatkan
kepada saya bahwa selama ini saya salah, bukan alam dengan semua pemberiannya
yang salah, tetapi manusia yang kerap kali sombong. Jika dikatakan bahwa kadar
keimanan seseorang seringkali naik turun begitupun dengan kadar kekuatan
semangat, kadang meningkat kadangkala menurun. Hanya, beruntunglah saya
memiliki Tuhan yang selalu mengingatkan dengan sentilan-sentilanNya.
Rahmat dan hikmah selalu ada di
setiap celah perkara yang nampak tidak ada faedahnya. Jika tidak didunia maka
diakhirat akan ada yang dituai. Saya mempercayai itu.
"Maka, nikmat Tuhan kamu yang
manakah yang kamu dustakan…. ?!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar