22 Juni 2012 Jakarta ulang tahun,
banyak yang memberi komentar : jakarta ituu... banjir, macet, pengap, geraah...
– yang baik-baik tentang Jakarta jarang. Paling-paling komentar netral seperti
: Jakarta adalah kota tempat mengadu nasib, ibu kota Negara kita, kota impian, kota
metropolitan dan lain-lain.
********
Salah siapa, Jakarta macet,
pengap dan semraut..? ya manusianya doong...! sehebat apapun program
pemerintah, kalo belum ada kesadaran manusianya ya sama aja...!! ditegor jangan
buang sampah sembarangan malah galakan yang ditegor, ditegor jangan merokok di
tempat umum, malah lebih jutek yang ditegor... udah ditulis gede-gede ALAS KAKI
HARAP DILEPAS... masih aja nyelonong masuk pake sendal/sepatu... jiaah daah...
pengen jitak aja rasanya...
Rasa empati dan peduli terhadap
lingkungan nampaknya sudah semakin jarang. Yang dewasa bukan memberi contoh,
malah membiarkan. Misal, siang itu hari sabtu, saya menuju stasiun gondang dia
naik commuter line. Suasana commuter line hari kerja dengan week end, berbeda. Di
gerbong khusus wanita, banyak ibu-ibu muda dan anak-anak ABG, tebak saya mereka
ingin ke kota tua naik kereta. Wisata merakyat.
Bagus niatnya, cuma dalam
pelaksanannya kurang esensinya.
Suasana dalam kereta tidak padat,
jumlah penumpang juga tidak sebanyak hari kerja. Namun, gerbong terasa sempit,
sebabnya rombongan ibu-ibu muda dan ABG itu duduk di lantai layaknya tamasya.
Jumlah mereka banyak, dan ini memakan tempat. Saya, dan beberapa wanita lain
yang berdiri tentu merasa tidak leluasa. Operator sudah mengingatkan
berulangkali melalui pengeras suara, agar penumpang jangan duduk di lantai
karena menganggu. Dan apa yang mereka lakukan..?? CUEK BEBEK….
Ada lagi yang lucunya bukan main,
saat ada penumpang yang duduk dan bersiap turun. Layaknya kecepatan cahaya,
anak ABG itu menyerobot duduk, padahal ada orang yang lebih tua berdiri persis
di depan penumpang yang ingin turun. dan tindakan anak itu di ‘suraki’ orang
tuanya. Artinya ada fakta bahwa orang tua men-support anak untuk begitu. Sambil
bertatap-tatapan dengan sang ibu, mereka tertawa bersama-sama. iiih wow’
apa-apaan ini..?!! budaya antri dan hormat kepada yang lebih tua dikemanakan,
ibuuu..???!!!
Lain di kereta, lain lagi di
gerbang-gerbang tol.
Hari sabtu dan minggu gerbang tol
Cakung-Bekasi dihiasi antrian kendaraan mobil pribadi. Saya dan keluarga, secara rutin, sebulan sekali
menggunakan jasa TOL ini. Bekasi-Serpong, tujuan kami. Beragam mobil, dari yang
mahal sampai yang tidak dikeluarkan pabrik lagi, berjejer disini. Apa yang
menarik? Kendaraan apapun yang anda gunakan, mobil mewahkah? Mobil solarkah?
Angkot kah? Tidak jaminan anda mencintai kebersihan. Sampah kertas pembayaran
TOL berserakan dimana-mana. Kotor.
Rupanya ada banyak pemilik mobil
yang membuang seenaknya kertas bukti pembayaran TOL di pintu-pintu TOL. Ini
undisipliner yang luar biasa. Kalau segitu malasnya anda membuang, atau begitu
luar biasanya kesibukan anda, bairkan saja di dasbor mobil, nanti petugas cuci
mobil yang membersihkan.
Kalau sudah begitu..
Banjir.. kotor.. sumpek.. >>
ulah siapa…???? Jakarta kah?? Yang statusnya hanya benda mati? marilah menjadi
komentator yang bertanggungjawab. Jangan sekedar berkata Jakarta itu macet,
banjir, tapi tidak menjaga kebesihan tempat umum, tidak bertoleransi di jalan. Saya,
selalu berusaha membuang sampah pada tempatnya, meski itu bungkus permen
apalagi kertas pembayaran TOL tidak pernah saya buang keluar. Saya selalu
berusaha tertib berkendara, meski cuaca begitu terik. Saya berusaha menjaga
sopan santun kepada pengguna tempat umum yang lebih tua.
Untuk adik-adik seperti kisah
saya di atas, please deeh deek.. empatinya di pekak-kan lagi..!!
Saat kita mengucapkan selamat
ulang tahun Jakarta, itu berarti selamat ulang tahun untuk seluruh warga
Jakarta. Karena Jakarta punya kita semua..!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar