Laman

Rabu, 01 Juli 2009

Tanggungjawab siapa ini..??

Baru dua hari si entong (bukan nama asli) kerja di rumah saya. Pengganti abang-abang yang sebelumnya. Hanya yang sekarang jauh lebih muda usianya dari yang kemarin. Usianya memang masih anak sekolahan, datang dari kampung untuk mencari kerja. Akhirnya sekarang kerja di rumah saya.

Kerjanya bersih-bersih daerah luar rumah, nyapu halaman dan ngepel langgar kecil tempat kami sekeluarga sholat. Awalnya, saya tidak terlalu mencari tahu siapa sebenarnya anak ini. Palingan anak dari daerah yang tidak semetropolitan bekasi dan Jakarta. Datang untuk mencari kerja. Sampai akhirnya setelah lebih kurang tiga hari si entong kerja di rumah, saya baru sempat dan baru ada keinginan untuk nanya ke adik saya.

Entong ini adalah anak umuran sekolah SMP, pernah bersekolah di pesantren, karena tidak punya uang akhirnya hanya sebulan entong bersantri di pesantren. Ah.. entong andai saja saya dan kedua orang tua memiliki uang lebih, ingin rasanya membantu entong agar kembali belajar di pesantren lagi. Hanya, dengan pekerjaan kedua orang tua yang tidak terlalu besar gajinya, harus membiayai ketiga anak yang masih sekolah, aku kuliah, adikku pesantren kelas satu SMA dan yang paling kecil sekarang mau kelas 6. sulit rasanya bisa membantu si entong.

Saya jadi sedih, sedih karena kesempatan dan kehidupan yang saya jalani sekarang ini tidak dialami si entong. Dilain sisi, saya juga menjadi sadar untuk terus mensyukuri semua nikmat yang telah Allah berikan. Kesempatan kuliah, orang tua yang masih bisa memberi kehidupan yang tercukupi. Meski tidak berlebih-lebihan. Harus bisa mengatur uang jajan untuk memperoleh barang yang saya inginkan.

Jika saya berkaca pada entong, keluhan-keluhan saya selama ini rasanya tidak berarti lagi. Melihat entong, saya jadi bertanya tangungjwab siapa ini?? Andai saja, keuangan keluarga saya tidak seminimalis ini keinginan membantu entong mungkin dapat dengan mudah terealisasi. Tapi keadaanya berbeda.

Andai saja orang-orang tidak egois membahagiakan diri mereka sendiri, andai.. semua memiliki kesadaran bahwa masalah ini bukan hanya tanggungajawab pemerintah, andai semua orang yang memiliki harta lebih menggunakan hartanya dengan bijak, mungkinkah beberapa entong-entong lainnya dapat memiliki kesempatan hidup yang semestinya..??

Tidak ada komentar: