Laman

Kamis, 24 Juni 2010

Just cover

Dulu, ada sebuah nasehat “jika ingin orang lain melihat kita, tampilkan diri dengan ilmu dan kemampuan “ namun, untaian kalimat yang saya yakini ini mulai memperlihatkan kenyataan yang berbeda. Saya kira, kemampuan dan keahlian menjadi satu-satunya penilaian orang agar mau memberi kepercayaannya kepada saya. Rupanya saya salah. Lagi-lagi faktor tampang menjadi hal yang membuat saya kembali geram. Mau tahu alasannya? Saya tidak membenci mereka, tidak pula ingin kufur nikmat dengan apa yang telah Allah ciptakan kepada saya. Menjengkelkan saat kesempatan diberikan bukan lagi berdasarkan kemampuan yang dipunya. Jika harus kecewa karena kalah dalam bertanding, saya terima, tapi kalau harus ikhlas melihat penolakan karena faktor tampang! ini yang paling saya benci.

Mengapa menjadi begitu ringan menilai orang hanya dari tampang, bisakah tampang menjamin kehandalan seseorang? bisakah eksklusifitas dan kecantikan memberi garansi bahwa merekalah yang terbaik. Lantas, dimana kompetensi bisa menjadi tiket untuk diterima?? Lalu, kemana apresiasi yang diberikan? untuk mereka yang gigih berlatih? saatnya kesempatan datang, harus rela tersingkir karena peluang diberikan kepada yang elok rupanya.

Adilkah ini? Saya menjawab , sangat tidak adil!
Diselang waktu, saya mencoba meraba mana hikmah dari semua ini. Hanya ada satu jalan bisa saya terima, bahwa jika langkah ini tertutup, akan ada pintu pengganti, yang jauh lebih indah. Apakah yang cantik pasti memiliki kemampuan?? Lantas mengapa menjadi begitu percaya, mereka yang diberi kesempatan tanpa tes!!

Tidak ada komentar: