Laman

Sabtu, 20 Desember 2008

Saya Marah... !

sabar, sabar.. berulang kali saya menguatkan diri untuk menahan emosi. Perbuatan yang entah disadari atau tidak oleh teman saya, berbuntut sepanjang hari ini. Dari mulai pertemuan tadi pagi, emosi saya selalu berkembang berbuah air mata yang selalu ingin keluar. emosi pada titik setrees, saya marah, sedih, gelisah, kesal menyatu semua. Perbuatan yang mungkin dianggap dia sepele tapi membuat saya merasa tidak dihargai. Sudah yang kesekian kali dia seperti itu. Dulu, saya masih berfikir ini suatu proses memahami teman untuk menciptakan relationship dengan baik. Sekarang, kembali saya berfikir benarkah sikap diam saya yang hanya manut jika dia bersikap tidak menghargai?! tidak lagi!!!

selama ini saya selalu berusaha tidak melanggar batas-batas rawan yang menyinggung perasaan dia. Selalu berusaha saya jaga untuk membuatnya merasa selalu penting dan tidak diabaikan. Saya menjadi marah, ketika apa-apa yang saya usahakan dibalas dengan tuba.

Dia benar-benar menabrak batas "pribadi" saya. Dia tidak berfikir, untuk menjaga perasaan saya. Jika kita datang dalam satu naungan teman, datang bersama, maka sangat baik saya fikir jika bertemu teman yang lain jangan lantas mengabaikan mereka-mereka yang awalnya kamu butuhkan.

Senin, 15 Desember 2008

10 Desember

lima hari yang lalu, lagi-lagi usia ini berkurang. ucapan selamat ulang tahun dari teman-teman dekat, sebenarnya sekaligus ucapan selamat datang masa yg semakin sulit. Masa dimana tidak bisa lagi sembarang bertingkah, berbicara, berjalan, makan dan minum. Semua mulai terpola dengan etika dan kebiasaan orang dewasa. Saya masih ingat dulu, saat kumpul bareng teman kecil, bermain kejar-kejaran, teriak-teriak, berantem ala anak SD, minta uang buat beli es mambo. Main sepeda, boneka, masak-masakan, yang terfikir hanya sekolah dan bermain.

Jika dibanding sekarang, tentu jauh beda. Sering saya mengeluh. Kenapa hidup begitu sulit. Masalah dengan teman mulai muncul, konflik batin untuk bisa menjadi mandiri tidak tergantung kepada orang tua mulai menghantui. Ugh....

tapi bukankah itu suatu proses hidup yang harus saya jalani. fase kanak-kanak dengan segala kebebasannya sudah saya lalui, dan sekarang giliran untuk saya belajar arti hidup yang sesungguhnya. Penuh perjuangan dan kerja keras. Siapa yang kuat akan bisa menggapai finis dengan indah. jika begitu, beri saya semangat untuk melalui masa dewasa ini..