Laman

Senin, 13 September 2010

Aku Gelisah...

Sebut ini pengakuan atas kebutuhan batin untuk mengingat Mu ya Allah...

Ku sandarkan kegelisahan ini hanya kepada Mu, Allah yang Maha segalanya
Semua mulai terasa tak berarti
Harapan dan impian begitu tinggi
Kerapkali mendatangkan ketegangan dan keluhan atas berjalannya kehidupan
Beban menjadi memuncah sebab keinginan
Hasrat semakin membara akibat nafsu
Mengambil, demi satu, demi satu, butiran kesabaran
Kemudian menipiskan ketebalan pasrah perlahan
Muncul berbagai sangkaan kepada YME
Mengerutkan dahi dan menebalkan amarah hati
Mempertanyakan dan mengeluhkan pergerakan waktu yang tak diharapkan
Atas realita kejadian yang tak sama... antara aku dan mereka ...
Aku mulai mengesali

Ya Robb....
Selama ini aku hanya melihat kebahagian dari hal yang sementara
Aku sibuk berfikir tentang indahnya “kebun” orang
Tentang enaknya pemberian rumput hijau yang engkau berikan di halaman dia dan mereka
Ya Robb...
Aku selalu menjadi orang yang lemah mempertahankan kepercayaan diri
Lemah melihat betapa indahnya hidup yang telah kau beri
Sibuk, sibuk, aku benci..
Sibuk perkara dunia seperti harapan dan cita-cita yang kerap melenakan
Aku benci rendah
Rendah kadar kekuatan hatiku yang selalu melihat kehidupan orang begitu indah

Kata jikalau mengapa di-adakan
Sebab itu aku selalu menggunakan
Aku benci mengatakan
Jika aku seperti mereka
Jika aku secantik mereka
Jika aku hidup dengan orang tua seperti mereka
Jika aku berjalan di jalan mereka
Jika aku
Jika aku
Jika aku
Tanpa usai...
Setiap selesai mengucap
Batin ini menjadi begitu tak tentram
Fikiran menyekap pada keindahan yang semu
Hati mendesak meraih keinginan dan berteriak mengutuk keadaan sekarang
Karena itu aku benci
Benci memiliki jiwa rapuh
Aku benci mempunyai fikiran dan hati yang terus menciptakan tekanan