Laman

Sabtu, 20 Desember 2008

Saya Marah... !

sabar, sabar.. berulang kali saya menguatkan diri untuk menahan emosi. Perbuatan yang entah disadari atau tidak oleh teman saya, berbuntut sepanjang hari ini. Dari mulai pertemuan tadi pagi, emosi saya selalu berkembang berbuah air mata yang selalu ingin keluar. emosi pada titik setrees, saya marah, sedih, gelisah, kesal menyatu semua. Perbuatan yang mungkin dianggap dia sepele tapi membuat saya merasa tidak dihargai. Sudah yang kesekian kali dia seperti itu. Dulu, saya masih berfikir ini suatu proses memahami teman untuk menciptakan relationship dengan baik. Sekarang, kembali saya berfikir benarkah sikap diam saya yang hanya manut jika dia bersikap tidak menghargai?! tidak lagi!!!

selama ini saya selalu berusaha tidak melanggar batas-batas rawan yang menyinggung perasaan dia. Selalu berusaha saya jaga untuk membuatnya merasa selalu penting dan tidak diabaikan. Saya menjadi marah, ketika apa-apa yang saya usahakan dibalas dengan tuba.

Dia benar-benar menabrak batas "pribadi" saya. Dia tidak berfikir, untuk menjaga perasaan saya. Jika kita datang dalam satu naungan teman, datang bersama, maka sangat baik saya fikir jika bertemu teman yang lain jangan lantas mengabaikan mereka-mereka yang awalnya kamu butuhkan.

Senin, 15 Desember 2008

10 Desember

lima hari yang lalu, lagi-lagi usia ini berkurang. ucapan selamat ulang tahun dari teman-teman dekat, sebenarnya sekaligus ucapan selamat datang masa yg semakin sulit. Masa dimana tidak bisa lagi sembarang bertingkah, berbicara, berjalan, makan dan minum. Semua mulai terpola dengan etika dan kebiasaan orang dewasa. Saya masih ingat dulu, saat kumpul bareng teman kecil, bermain kejar-kejaran, teriak-teriak, berantem ala anak SD, minta uang buat beli es mambo. Main sepeda, boneka, masak-masakan, yang terfikir hanya sekolah dan bermain.

Jika dibanding sekarang, tentu jauh beda. Sering saya mengeluh. Kenapa hidup begitu sulit. Masalah dengan teman mulai muncul, konflik batin untuk bisa menjadi mandiri tidak tergantung kepada orang tua mulai menghantui. Ugh....

tapi bukankah itu suatu proses hidup yang harus saya jalani. fase kanak-kanak dengan segala kebebasannya sudah saya lalui, dan sekarang giliran untuk saya belajar arti hidup yang sesungguhnya. Penuh perjuangan dan kerja keras. Siapa yang kuat akan bisa menggapai finis dengan indah. jika begitu, beri saya semangat untuk melalui masa dewasa ini..

Jumat, 21 November 2008

Rindu Ibu...

Setelah mid, seminggu yang lalu. Mengapa, saya sendiri tidak tahu. Airmata ini rentan sekali mengalir. Rindu ibu?? y, mungkin. Tapi saya coba untuk menepis rasa yang sangat menganggu aktifitas ini. Hari ini, saya check inbox email dan ada satu email yang kembali membuat air mata ini jatuh. Email dari Kgs.Alvi.Afriandi, begini emailnya

Gaji Papa Berapa?
>
> Seperti biasa Andrew, Kepala Cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka
> di Jakarta, tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya,
> Sarah, putri pertamanya yang baru duduk di kelas tiga SD membukakan pintu
> untuknya.
>
> Nampaknya ia sudah menunggu cukup lama.
>
> "Kok, belum tidur ?" sapa Andrew sambil mencium anaknya.
>
> Biasanya Sarah memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjagaÂ
> ketika ia akan berangkat ke kantor pagi hari.
>
> Sambil membuntuti sang Papa menuju ruang keluarga,Â
> Sarah menjawab, "Aku nunggu Papa pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih
> gaji Papa ?"
>
> "Lho tumben, kok nanya gaji Papa ? Mau minta uang lagi, ya ?"
>
> "Ah, enggak. Pengen tahu aja" ucap Sarah singkat.
>
> "Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Papa bekerja sekitar 10 jam
> dan dibayar Rp. 400.000,-.Â
> Setiap bulan rata-rata dihitung 22 hari kerja.
>
> Sabtu dan Minggu libur, kadang Sabtu Papa masih lembur.Â
> Jadi, gaji Papa dalam satu bulan berapa, hayo ?"
>
> Sarah berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar,
> sementara Papanya melepas sepatu dan menyalakan televisi.Â
> Ketika Andrew beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, Sarah berlari
> mengikutinya.Â
> "Kalo satu hari Papa dibayar Rp. 400.000,-untuk 10 jam, berarti satu jam
> Papa digaji Rp. 40.000,- dong" katanya.
>
> "Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, tidur" perintah Andrew.Â
> Tetapi Sarah tidak beranjak.Â
>
> Sambil menyaksikan Papanya berganti pakaian,Sarah kembali bertanya,Â
> "Papa, aku boleh pinjam uang Rp. 5.000,- enggak ?"
>
> "Sudah, nggak usah macam-macam lagi.Â
> Buat apa minta uang malam-malam begini ? Papa capek.Â
> Dan mau mandi dulu. Tidurlah".
>
> "Tapi Papa..."Â
>
> Kesabaran Andrew pun habis.Â
> "Papa bilang tidur !" hardiknya mengejutkan Sarah.
>
> Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya.
>
> Usai mandi, Andrew nampak menyesali hardiknya. I
> a pun menengok Sarah di kamar tidurnya.Â
> Anak kesayangannya itu belum tidur.Â
> Sarah didapati sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp. 15.000,-
> di tangannya.
>
> Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu,Â
> Andrew berkata, "Maafkan Papa, Nak, Papa sayang sama Sarah.Â
> Tapi buat apa sih minta uang malam-malam begini ?Â
> Kalau mau beli mainan, besok kan bisa. "
>
> Jangankan Rp.5.000,- lebih dari itu pun Papa kasih" jawab Andrew
>
> "Papa, aku enggak minta uang. Aku hanya pinjam.Â
> Nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajan selama
> minggu ini".
>
> "lya, iya, tapi buat apa ?" tanya Andrew lembut.Â
>
> "Aku menunggu Papa dari jam 8. Aku mau ajak Papa main ular tangga. Tiga
> puluh menit aja.Â
> Mama sering bilang kalo waktu Papa itu sangat berharga. Jadi, aku mau
> ganti waktu Papa.Â
> Aku buka tabunganku, hanya ada Rp.15.000,- tapi..
> karena Papa bilang satu jam Papa dibayar Rp. 40.000,-Â
> maka setengah jam aku harus ganti Rp. 20.000,-.Â
> Tapi duit tabunganku kurang Rp.5.000,Â
> makanya aku mau pinjam dari Papa" kata Sarah polos.
>
> Andrew pun terdiam. ia kehilangan kata-kata.Â
> Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat dengan perasaan haru.Â
> Dia baru menyadari, ternyata limpahan harta yang dia berikan selama ini,Â
> tidak cukup untuk "membeli" kebahagiaan anaknya.
>
> "Bagi dunia kau hanya seseorang, tapi bagi seseorang kau adalah dunianya

Ooohh... miss u abah and mom

Sabtu, 25 Oktober 2008

Bersyukur sekaligus malu!!

"Kamu harus mengajarkan mereka untuk berani punya cita-cita" begitu kata pak guru dalam film laskar pelangi. Rasanya.. penantian lama untuk bisa menonton terbayar sudah. Dua kali bolak-balik 21 gak kedapetan, akhirnya hari ini dapet juga. Saya bersyukur sekaligus malu! bersyukur karena saya bisa dengan mudah mendapat pendidikan tanpa harus mengayuh sepeda ratusan meter jarakanya, bertemu buaya setiap perjalanan ke sekolah, mengenakan baju lusuh dan sendal ala kadarnya, kebocoran saat hujan

Tapi saya juga malu, malu! karena terkadang saya malas untuk belajar. berfikir bahwa jika ingin pintar harus dengan barang mahal. tas baru, sepatu baru, gak mau buku bekas, bukunya harus baru beli di gramedia

inilah yang ku cari...

Hari minggu menjadi hari yang istimewa belakangan ini. Maklum saja, memasuki semester tiga mata kuliah terasa semakin berat. Bukan hanya bobot nilai yang semuanya tiga sks, tapi juga materinya lebih banyak menganalisa, memperhatikan kemudian menyingkronkan dengan teori. Mungkin inilah gambaran memasuki dunia dewasa, pemikiran di tuntut ceras, tepat dan bijaksana. Penuh strategi dan jeli mengambil celah

Meskipun lelah, inilah yang kucari. Menikmati setiap tugas, membaca referensi, berfikir dan kemudian membuat laporan analisis. Menghabiskan waktu lama untuk browsing di internet. Berjam-jam di depan komputer, tidur larut. Semuanya membuat saya bahagia di pagi harinya. Capek gak jadi masalah, yang saya fikir adalah bagaimana bisa menjadi orang yang berguna, belajar mengerjakan semuanya dengan sebaik mungkin

Kebahagian saya ini, saya dedikasikan untuk impian yang selalu saya junjung tinggi. Semua yang saya kerjakan saya harap dapat berimplikasi baik untuk cita-cita saya. Bukankah pepatah mengatakan “apa yang kita terima hari ini adalah buah dari perbuatan kita di masa lalu”. Maka masa kuliah kali ini, berusaha saya jaga untuk mendapat apa yang semestinya saya dapat. Ilmu, pengalaman, dan pematangan pemikiran. Semangat selalu saya jaga dalam diri. Agar tak padam dan mengacaukan semua rencana yang sudah saya bangun

Rabu, 15 Oktober 2008

Saya paham...

Ada komen masuk di inbox testimonial friendster saya mengatakan “mala, jangan ngumpet saja di dalam selimut, keluar dong. Coz di depan sana ada masa depan yang sudah menunggu kita. Semangat!!” berulang kali saya membaca, mencoba menerka ke mana maksud si pengirim komen. Apakah sekedar sudut pandang tentang bagaimana seharusnya menyikapi hidup, yang kemudian di nasehatkan kepada saya?!. Teori itu sudah lama saya pegang semenjak impian ini tertanam dalam diri

Saya sadar sepenuhnya, bahwa sedikit bergaul akan menghambat mencapai apa yang saya cita-citakan. Segala impian saya, tidak akan bisa diraih jika hanya sembunyi dalam selimut. Karena itu juga, saya mengambil keputusan untuk melebarkan langkah ini berpijak di tanah yang belum saya kenal sebelumnya. Puluhan universitas di Jakarta tidak lulus audisi sebagai tempat saya memperbanyak ilmu. Saya pemaham: bahwa semakin jauh dari rumah, akan semakin membentuk diri sebagai orang yang bisa mandiri, bertanggungjawab dan berusaha menjaga kepercayaan

Bersembunyi dalam selimut, bukan cara yang saya tempuh untuk mengisi hidup ini. Segala macam kesempatan berinteraksi dengan orang lain yang berbeda culture, sudut pandang dan pemikiran akan saya lakoni selama itu baik. Selama saya bisa belajar dari orang lain.

Minggu, 12 Oktober 2008

ini adalah pilihan

Kuliah jauh dari keluarga adalah pilihan yang telah aku jatuhkan. Jika sekarang rasa rindu membuat empat hari belakangan ini terisi dengan gelisah. Seharusnya aku malu! Karena langkah pertama yang aku kayuh adalah awal untuk mencapai semua yang aku inginkan. Ketetapan hati akan ambisi meraih impian telah membawaku ke sini, di sini, di jogja. Kuliah sambil belajar mandiri, mengatur semua keperluan sendiri tanpa pengawasan orang tua. Yang ku pegang hanya kepercayaan dan ambisi meraih masa depan yang selalu diharap-harapkan, dinanti-nanti

Menjadi mahasisiwa, pola fikir tidak lagi kanak-kanak, semua perlu pertimbangan dan perencanaan, jika tidak ingin kecewa nantinya. Di waktu yang seperti ini, terasa sangat hambar jika aku sudah membayangkan mencapai apa yang aku cita-citakan. Berandai-andai menggapai semuanya tanpa tantangan dan kerja keras. Sungguh tak tahu malu. Semua tidak instan. Jika aku punya mimpi, maka ambisiku harus melebihi mimpi itu. Lulus dengan predikat memuaskan bukan akhir dari perjalanan ini, bagiku pekerjaan yang sesuai keinginan adalah semifinal dari final yang sesungguhnya. Sedangkan kerja keras dan ambisi yang tinggi adalah instrumen untuk mencapai mimpi itu

Maka jika bumi dan alam masih bersedia menampung aku, akan ku jadikan pijakan untuk terus bermimpi dan berusaha meraihnya

Senin, 06 Oktober 2008

Friendster dengan ID, Arif

Sudah lama friendster saya, tidak saya kunjungi, karena saya punya kegemaran baru, berkisah di blog ini. malam ini, sejenak saya membuka friendster. mungkin-mungkin ada testi atau teman baru yang ingin bergabung. who's viewed me? ternyata ada sebuah fs yang id nya -Arif, entah siapa, secara personal saya tidak kenal. testi di fs nya cukup menyita perhatian. biasanya kolam testi di isi oleh fs lain, tapi untuk ini sang empunya fs sendiri yang mengisi

isinya juga seputar apa yang mugkin ada difikirannya dan perasaan yang sedang dirasakan. salah satu yang menyita banyak perhatian saya ini

Posted 10/5/2008 10:04 am

Saya belajar,
bahwa tidak ada yang instant atau serba
cepat di dunia ini, semua butuh proses
dan pertumbuhan, kecuali saya ingin
sakit hati...

Saya belajar,
bahwa saya harus memilih apakah
menguasai sikap dan emosi atau sikap dan
emosi itu yang menguasai diri saya...

Saya belajar,
bahwa saya punya hak untuk marah, tetapi
itu bukan berarti saya harus benci dan
berlaku bengis...

Saya belajar,
bahwa kata-kata manis tanpa tindakan
adalah saat perpisahan dengan orang yang
saya cintai...

Saya belajar,
bahwa orang-orang yang saya kasihi
justru sering diambil segera dari
kehidupan saya...

Saya belajar,
bahwa saya harus belajar dari kesalahan
yang pernah saya lakukan dan hidup untuk
masa depan, bukan terus menerus melihat
ke masa lampau...

Saya belajar,
bahwa cinta itu memberi dan mengerti
tanpa harus diberi dan dimengerti...

Saya belajar,
bahwa apa yang kita inginkan tidak
selalu sesuai dengan apa yang kita
butuhkan, dan kita harus berlapang dada
untuk menerimannya...

Minggu, 05 Oktober 2008

Sampai Jumpa lagi kawan...

Minggu malam, buka puasa bareng teman sangat mengasikkan. Bukan karena tempatnya di PH. Tapi karena sudah hampir satu semester kami tidak bertemu. masing-masing punya kesibukan sendiri. Yang terkadang membuat lupa akan asiknya kumpul bareng teman. Sampai akhirnya, seorang teman sms mengajak buka puasa bersama horee... ada yang mengompori untuk kumpul-kumpul. Dia yang sibuk sms teman-teman lain untuk datang, tidak banyak memang, kami hanya berempat

Butuh sang plopor nampaknya untuk bisa mengajak kami kumpul. jika tidak, acara melepas rindu hanya sekedar topik perencanaan saja. Sering acara kumpul yang sudah direncanakan menjadi tidak jadi karena hambatan satu di antara kami. Ada kegiatan dadakan di kampus mungkin, ada janji dengan teman lain atau ada yang lagi malas untuk keluar rumah

Tapi tidak untuk malam ini, kami semua hadir. Memulai obrolan ringan yang sesekali membawa tawa, hinaan yang khas di sambut guyonan agak mencaci. Semua tidak membuat kami kesal lalu pergi meninggalkan meja makan, semua kata nampak indah. Semua obrolan nampak lucu. Meskipun bagi orang lain yang mungkin tidak sengaja mendengar percakapan kami bingung kami menertawakan apa

Dari mulai menunggu makan, sampai saat makan. Ada saja cerita yang membuat kami tertawa. Ada saja kejahilan-kejahilan teman yang membuat kami bahagia dengan keadaan ini. Semua ini membuat kangen, ingin rasanya sepanjang malam ini hanya bercerita dan bercanda. Karena mungkin setelah pertemuan ini, butuh waktu lama untuk bisa kumpul lagi. Aku sendiri harus balik ke jogja untuk kuliah. Ketiga temanku kembali sibuk dengan kegiatan kuliah masing-masing

Uuuh... sampai jumpa lagi kawan, di musim libur kuliah nanti. Janji y untuk kembali menceritakan semuanya tentang pengalaman hidup selama kita tak jumpa.

with love
28 September 2008

Kamis, 25 September 2008

Kekuatan Besar dari Sebuah Blog

Dua bulan sudah blog pribadi ku terisi dengan segala apa yang aku rasakan dan fikirkan. Menuangkan semua keluh kesah perjalanan hidup yang masih terasa jauh untuk mengerti arti kedewasaan. menulis di blog menjadi kegemaran baru dalam dua bulan belakangan ini. Aku hanya nyaman, tidak ada lagi teman yang aku rampas waktunya untuk sekedar mendengarkan semua yang kurasakan. Yang terkadang mereka menyimak hanya karena sungkan jika menolak. Belum lagi mimik muka yang jenuh mendengarkan sederet kata kegundaan hati. Dengan blog, aku bebas menyuarakan rasa, tanpa batasan. Kapan pun, di mana pun, asal aku mau

Mengukir perasaan bahagia, gunda, bingung, sedih dalam tulisan ternyata memberikan dorongan baru untuk lebih arif menjalani hidup. Itu sungguh ada aku rasakan. Dengan menceritakan semuanya sendiri (hanya dengan kata-kata), aku lebih merasakan setiap nafas kejadian yang di alami. Lebih mudah bagiku menemukan mutiara hikmah dari setiap kejadian. Semua terfokus hanya pada persepsiku. Tidak ada tanggapan orang lain yang terkadang memberi kegamangan dalam memandang masalah, menciptakan satu persepsi yang menguatkan pandangan buruk tentang perjalanan ini. Semua rasa mengalir dengan anggunnya. Tanpa ada arus yang membelokkan dengan paksa

Di sela-sela menulis blog, aku juga gemar melancong untuk membaca blog dari mereka yang memberi banyak pelajaran. Kebijaksanaan tentang hidup, mungkin lebih banyak aku temukan dari membaca blog beliau-beliau yang lebih dahulu mengerti arti kedewasaan. perasaan yang dirasakan dan dengan apa memaknai hidup. Blog ini mungkin masih sangat tidak enak untuk dibaca, tatanan bahasa dan penggunaannya terkadang masih jauh dari kenyamanan pembacanya. Tapi, inilah kekuatan besar yang secara langsung mengajarkan aku untuk belajar menuangkan perasaan dengan menuliskannya. Memahami setiap kejadian dengan kata-kata. Belajar tentang hidup melalui kata-kata. Hari ini dan seterusnya, tanpa batas waktu, selama situs ini masih digunakan. Aku akan tetap menorehkan perjalanan dengan untaian kata.

Selasa, 23 September 2008

seperempat malam

Bangun di seperempat malam ini memang sudah di rencanakan dari ba'da maghrib. itu pun bukan lahir dari keinginan pribadi. Ayah mengajak kami sekeluarga untuk sholat taraweh berjama'ah. Awalnya aku sempat protes. Gimana gak, sholat tengah malam 23 rokaat yang ada cuma ngantuk Ugh..... ngebayanginnya aja udah buat emosi.

Protes gak membuahkan hasil, sholat taraweh tetap dilaksanakan nanti malam, Yaahhhh...

Jam 01.15 WIB kami sudah dibangunkan. Biasanya masih di kamar, kali ini jam segini sudah pindah tempat ke langgar kecil di belakang rumah. Sebelum sholat dimulai, aku ingin sendiri, sejenak meredam emosi karena harus berjuang melawan kantuk. Berdiri memandang sekitar: pohon manggah, rambutan dan duren yang sengaja di tanam di sisa-sisa halaman belakang. Sesekali memandang langit.

Beginilah rupanya malam di saat Allah membuka pintu langit bagi hamba-Nya yang meminta di seperempat malam. Tidak ada lagi kebisingan siang. Langit cerah berhiaskan bintang, dedaunan layu, merunduk, seraya bertasbih kepada sang empunya kuasa. Siapapun dia, sang profesor kah, doktor kah, atau raja sekali pun? dalam sujud malam semua sama. Merengek, mengadu, mengeluh dan meminta.

Sabtu, 20 September 2008

Pelinpelan

gak ada kesibukan bikin hidup jadi bosen. banyak kesibukan kadang-kadang juga bosen. jadi harus bagaimana??

Rabu, 17 September 2008

ini semua tentang kita

Adalah kita, pelenong di bumi Republik Indonesia

semua yang terjadi di sini, yo lakon dari pentas kehidupan


pentas kehidupan yang terasa sangat nyata

panggung ini semakin tua, semakin tua semakin liar

liar karena kita



Minggu, 14 September 2008

Buku yang menarik

13 September 2008, pagi hari di bulan ramadhan, dengan suasana jalan yang selalu riweh. Numpa patas AC 05 jurusan Bekasi - Blok M, tujuan jalan-jalan sambil cari buku. Buku dengan judul Seandainya Saya Wartawan Tempo. Salah satu buku yang direkomendasikan mba Nenden. Berhari-hari udah niatan beli buku itu,tapi belum kesampean. Akhirnya tanggal 13, bersyukur hati ini kuat untuk membeli buku. bukan malas untuk membacanya. tapi mumet ngebayangin perjalanan mencari buku. Tau sendiri gimana rasanya pake angkot di jalan super nyebelin. Macet, serabat serobot, polusi, bising - semua berebut ingin mendapat jalan yang terbaik. belum lagi angkot yang berhenti sesuka sopirnya, kelakson dadakan menyeruak menendang-nendang gendang telinga. Huuuaa...... - setelah kurang lebih satu jam perjalanan sambil berdiri, dapet juga buku yang di cari.

Malamnya setelah perjalanan yang melelahkan, bukan hanya lelah raga tapi juga jiwa, nahan sabar. sambil tiduran, ku buka halaman pengantar dengan penasaran, hal menarik apa yang akan aku temui di buku ini. gak pake membaca puluhan baris kalimat untuk menemukan pengetahuan, di awal kalimat di pengantar, membacanya sudah membuatku mengangguk-ngangguk. Begini tulisannya "Setiap tempat kerja adalah juga sebuah tempat belajar. Di mana saja." Lead yang TOP, aku pun merekam kalimat itu dalam ingatan

lembar demi lembar menambah jumlah halaman yang sudah di baca. sampai gak terasa tidur menghampiri. akhirnya aku mengerti sekarang mengapa mba Nenden merekomendasikan buku ini. sungguh buku yang luar biasa bagi aku yang masih teramat sangat dhoif dalam tulis menulis. Di sajikan dengan bahasa yang menarik, tidak membosankan, gak bertele-tele. ringan penuh pengetahuan. aku tahu sekarang secara teori bagaimana menyajikan berita dari pemandangan yang sudah ribuan kali kita lihat menjadi sebuah bacaan yang menarik dan layak disajikan dan penting. Dari sekian luasnya materi, sudut mana yang paling efektif untuk melakukan penulisan, yang aku tahu sekarang setelah membaca buku ini, pendekatan itu disebut story angle (segi cerita)

segi teori sudah ku dapat dari buku ini, tinggal bagaimana, sejauhmana aku belajar untuk menerapkan teori kedalam bukti nyata, kedalam sebuah tulisan. Masih butuh kerja keras dan pembiasaan. Dorongan dan penyemangat dari dalam dan luar diri ini, sangat banyak aku butuhkan. agar sampai saatnya nanti aku menjadi orang yang bahagia, bahagia karena kerja keras yang ditanam bisa ku tuai.

Senin, 08 September 2008

Tukang Parkir

“mereka hanya menjaga barang titipan, tapi mereka menjaganya dengan sepenuh hati. Tak peduli mobil butut atau milyaran harganya. Saat mobil mau pergi, mereka menunjukkan jalan terbaik untuk dilalui”.

Hal sepele yang terkadang sering kita abaikan. Memberi seribu rupiah saja, kadang kurang ikhlas. Mengucap terimakasih, sering terlewatkan. Padahal tanpa mereka, kita tidak bisa leluasa bekerja, berbelanja dan bersantai. Untuk sekedar memberi senyuman saja kadang kita gengsi, apalagi menyapa dan menanyakan kabar. Secara status sosial dan ekonomi bpk tukang parkir memang tidak seberuntung pemilik kendaraan pribadi. Tapi pekerjaan mereka adalah pekerjaan yang hanya itulah kesempatan bekerja yang dapat mereka lakukan, walaupuun.. ku yakin mereka menginginkan pekerjaan yang dapat mengangkat status sosial mereka dan mendatangkan banyak rezeki.

Menjadi tukang parkir jauh lebih bermartabat dari pengemis yang meminta-minta dan jauh lebih baik dari sekedar menjadi orang yang bekerja sebagai pencuri.

Kita gak bisa terlepas dari bantuan orang lain, termasuk jasa tukang parkir. Satu senyuman dan ucapan trimakasih kepada mereka akan menjadikan mereka lebih merasa di inginkan dan di hargai keberadaannya. Yang membedakan si kaya dan si miskin hanya status, gk lebih. Itupun hanya status di dunia. di akhirat?! belum tentu si miskin tetap menjadi miskin.

Teringat kata-kata indah kahlil gibran

”pakaianmu yang paling bersinar adalah hasil tenunan orang lain, makananmu yang paling lezat adalah yang kamu makan di atas meja orang lain, tempat tidurmu yang paling nyaman adalah di rumah orang lain. Sekarang beritahukanlah kepadaku bagaimana kamu dapat memisahkan diri dari orang lain??”

Maka, tersenyumlah dan berterimakasihlah kepada bapak tukang parkir, jangan karena perbedaan status sosial dan ekonomi kita menjadi pelit mengucap kata terimakasih. Satu lagi kata mutiara indah dari kahlil gibran ”jika hatimu adalah sebuah gunung berapi, bagaimana kamu berharap bunga-bunga akan bersemi di tanganmu?”

Senin, 01 September 2008

teman vs cuek

hal apa yang paling menyebalkan??? jawabannya mungkin di cuekin' siapa yang paling dekat bersama kita disaat kita di luar rumah?? jawabannya mungkin teman. - cuek dan teman. 6 tahun di sekolah khusus putri, puluhan teman seangkatan layaknya keluarga sendiri dari pagi sampai sore seluruh kegiatan sekolah di lalui bersama. kita memiliki tujuan dan kepentingan yang sama. sekolah dan belajar. mungkin karena kesamaan inilah kebersamaan antara aku dan teman-teman sangat terasa.

selepas kebersamaan di sekolah. pergaulan yang mulai meluas dan menghadapi berbagai culture teman dan gaya hidup yang berbeda. nampaknya kebersamaan itu tak lagi dikenang. kumpulan alumni seolah menghadapi orang-orang asing. mata hanya menatap tidak ada teguran. y Tuhan...

mereka sibuk masing2, tidak ada kebersamaan yang ada malah kesibukan masing2 kelompok.. kini ku sadar manusia lebih cenderung bersikap subyektif dalam menghadapi obyek. lebih cenderung memilih teman yang mereka anggap memiliki kesamaan dan merasa nyaman. gak ada yang salah untuk itu, namun arogansi kelompok dalam sebuah acara alumni sekolah nampaknya bukan hal yang tepat. terkadang aku sendiri merasa malu, malu.. jika menyapa teman tapi hanya ada tatapan mata. tidak ada senyum, tidak ada jabatan tangan.

positif thingking aja deh... setiap teman datang dari budaya dan didikan keluarga yang berbeda. jadi mungkin itulah yang mereka pelajari dari kehidupan sekitar mereka.. walaupun gak bagus dan bikin hati dongkol di cuekin. jangan bikin ikut-ikutan, walaupun sendirian jadi orang yang sapa sana-sini waktu reonian, yang penting menjadi satu orang yang peduli dari seribu orang yang tidak peduli.

Kamis, 28 Agustus 2008

waktu

hari ini di stasiun lempuyangan jogjakarta, waktu semenit sangat berarti... orang yang aku dan temanku kejar2 sudah keburu pergi sebelum sempat kami berpamitan. kereta sudah berangkat.

waktu?! sungguh tak bisa di remehkan. entah mengapa dari keterlambatan kami itu, aku sadar bahwa waktu sangatlah berguna, waktu adalah segalanya. tak terasa usiaku kini menginjak 20 tahun, itu berarti sudah 20 tahun pula waktu yang telah ku lewati. tapi.. hari-hariku masih sama, masih banyak menyia-nyiakan waktu. tidur, nonton tv, jalan2. aku sudah jenuh dengan keleha-lehaan itu, puluhan jam aku lewati tanpa sesuatu yang berarti. apalagi kuliah belum aktif.

yang bikin merinding lagi di buku yang baru2 ini aku baca mengatakn bahwa jangan heran orang yang menyia-nyiakan waktu menjadi orang yang terpuruk. karena di saat orang2 sukses mulai menabur si pemalas malah berleha2, akhirnya saat si sukses mulai menuai, si pemalas apalah daya. yang ada dengki lagi iri melihat orang sukses.. kalimat itu selalu menggrayangi tidur2 siangku, menghantui setiap perbuatan leha2ku. serasa menjadi orang yang sedang menyembunyikan perbuatan salah. takut dan gelisah. aku tak ingin lagi menyia2kan waktu, menyia2kan waktu sama saja menyia-nyiakan tenaga, usia, fikiran dan uang...

Selasa, 26 Agustus 2008

kegagalan??? aku sudah biasa untuk itu

aku layaknya anak manusia yang selalu berusaha mengejar impian
namun setiap kali langkah ini tersandung dengan kegagalan, y... layaknya anak bayi aku selalu menangis.

dari dulu hingga kini, obsesiku masih satu menjadi penulis yang handal.
sayangnya sampai sekarang aku masih belum bisa menggapai itu,
banyak kegagalan di bidang tulis menulis yang ku sandang.
mulai dari SMA dulu, setiap ada kegiatan perlombaan yang nyerempet-nyerempet tentang tulis menulis langsung ak ikuti ex: lomba karya tulis sekolah, lomba membuat esai, puluhan kali mengirim tulisan ke majalah sekolah. namun hasilnya menyedihkan juara harapan pun g dapet, puluhan tulisan gak nongol2 di majalah sekolah..

sedih, sedih banget... sampai sejenak aku berfikir di malam menjelang keberangkatan ku ke alam mimpi. mungkinkah aku terlalu memaksakan keinginan ini, keinginan menjadi penulis yang handal?! mungkin aku terlalu sombong membayangkan kelak menjadi seorang penulis, yang faktanya selalu gagal. aku memiliki keinginan namun tidak memiliki bakat, kata2 itu selalu menjadikan diri ini kambing hitam dari setiap kegagalan.

dream...... - esok paginya, 8 jam. panjang perjalanan tidur malamku.

tak terasa masa SMA harus ku akhiri.
hidup memang penuh pilihan. saatnya masuk kuliah aku di hadapkan dengan dua pilihan jurusan yang aku inginkan 1. informatika 2. komunikasi (berharap kelak bisa menjadi wartawan yang setiap harinya berkutat dengan simbol2 non verbal, padahal SMAnya selalu gagal, tulisan aja gk pernah di muat di majalah kampus)

berjam-jam bahkan berhari-hari aku selalu menimbang-nimbang jurusan apa yang harus aku ambil. informatika kah??? tapi aku ingin menjadi penulis. komunikasi kah?? tapi aku selalu gagal. sampai.... entah dimana aku melihat atau mendengar atau membaca sebuah pernyataan yang begini bunyinya "jika ingin sukses, 3 kuncinya:jujur, kerja keras dan punya mimpi" serasa kegerahan atas kebimbangan ini di banjiri air dari surga, sejuk, tenang ...

akhirnya aku berfikir. jika aku punya mimpi menjadi seorang penulis yang handal, jangan menyerah sebelum impian itu tercapai!!! semangaaaatt!!!!! km pasti bisa mala, pasti bisa!!!!!
singkat cerita... aku masuk di sebuah universitas, S1 Ilmu Komunikasi-

ternyata lagi-lagi hidup tak selamanya sesuai harapan...
sampai aku jenuh duduk di bangku kuliah, aku belum bisa menjadi seorang penulis. aku sadar bahwa aku tidak boleh hanya menunggu sampai datang seorang malaikat dan berkata "hey mala, tulisan mu bagus". oh my god... menggapai impian tidak seperti itu mala!!!!

lagi-lagi hati ini berontak, aku harus memperkenalkan tulisanku pada dunia bukan hanya untuk di konsumsi sendiri. menjadi penulis handal bukan hanya bagus menurut diri sendiri tapi bagus di mata orang banyak. aku harus melakukan sesuatu! tapi aku bingung, apa yg harus aku perbuat. suatu hari saat aku mendapat giliran mempresentasikan tugas kuliah, waktu itu tugasnya mempresentasikan tentang Deception Theory/ teori kebohongan. setelah semangat patriotismu mengerjakan tugas itu dan tidur sampai larut malam mempersiapkan semuanya. syukurlah aku mendapat apresiasi yang bagus dari dosen Mata Kuliah, sampai beliau menyarankan untuk membuat esai tentang apa yang telah aku presentasikan. aku bahagia, sangat bahagia. semangatku kembali membara untuk tetap mengejar mimpiku.

dengan tulus dan khusu aku membuat esai itu yang nantinya, rencananya akan di kirim ke salah satu media masa. tulisanku rampung juga. lagi2... gagal itu menyakitkan.. berhari2 ku tunggu kemunculan tulisan ku di media masa, tapi... tak kunjung ada.. - lagi2 gagal.. sudah lah... dont be sad. keesokannya, ada kompetisi karya tulis di kampus, dengan sisa2 kepercayaan diri aku mendaftar... ku kerjakan dengan tulus dan khusu. awalnya aku bahagia, karya tulisku lolos ke seleksi ke 2. seneng bgt, padahal itu semakin mendekati kegagalan ku. karya tulisku tereleminasi di babak final. kata apa yang pantas untuk itu GAGAL!!!!

hancur hatiku.... aku bingung, sedih, dan kembali menyalahkan diri terlalu memaksakan ingin menjadi penulis padahal gak ada kemampuan!! huaaaa... hiks.... hiks.... syebel, syebel, syebel...

-to be continue-

Sabtu, 23 Agustus 2008

pencuri di kereta itu..

gerbong satu, nomer 5D tempat yang aku duduki di perjalanan dari jakarta ke jogja
tengah malam.. saat semua orang mulai terlelap di tengah perjalanan. hilir mudik pedagang meneriakkan dagangannya seraya berharap ada orang yang mau membeli. mulai dari pedagang pop mie, kopi panas, jahe hangat, dan koran untuk gelaaaran (koran yg di gunakan sebagai alas bagi penumpang yang ingin tidur di bawah)

aku ingat bapak, dengan kaos putih dan bertopi menawarkan koran bekas untuk gelaran ke setiap penumpang. bapak mungkin seharusnya sudah pensiun untuk pekerjaan yang satu ini. mengingat tubuh bapak yang sudah mulai menua. sejenak aku merasa kasihan dengan bapak.. dan seraya berdoa y Allah beri kesehatan dan rezeki kepada bapak itu...

tak lama bapk penjual koran bekas itu berlalu, sekitar duapuluh - duapuluh lima menitan. kereta yang kami tumpangi berhenti di tengah sawah. aku fikir hanya berhenti untuk menunggu giliran jalan. tak lama dari kami berhenti, terdengar teriakan maliing.. maling.. maling.. ku menoleh ke jendela. ada orang dengan pakaian putih loncat ke luar. aku hanya bertanya "ada apa y"..

maling?? siapa yg mau maling??
tak lama bapak yang duduk di belakangku berkata..
wahh... ada maling.. bapak2 yg tadi jual koran buat gelar, tadi yang pakai kaos warna putih.. ngambil tas perempuan di gerbong belakang...

y Tuhaann... benarkah bapak tadi yang aku doakan dalam hati itu.. pencuriii... ???
semongga Engkau menguatkan hati bapak tadi untuk tetap mencari rizkiMu dengan cara yang halal...