Laman

Selasa, 23 September 2008

seperempat malam

Bangun di seperempat malam ini memang sudah di rencanakan dari ba'da maghrib. itu pun bukan lahir dari keinginan pribadi. Ayah mengajak kami sekeluarga untuk sholat taraweh berjama'ah. Awalnya aku sempat protes. Gimana gak, sholat tengah malam 23 rokaat yang ada cuma ngantuk Ugh..... ngebayanginnya aja udah buat emosi.

Protes gak membuahkan hasil, sholat taraweh tetap dilaksanakan nanti malam, Yaahhhh...

Jam 01.15 WIB kami sudah dibangunkan. Biasanya masih di kamar, kali ini jam segini sudah pindah tempat ke langgar kecil di belakang rumah. Sebelum sholat dimulai, aku ingin sendiri, sejenak meredam emosi karena harus berjuang melawan kantuk. Berdiri memandang sekitar: pohon manggah, rambutan dan duren yang sengaja di tanam di sisa-sisa halaman belakang. Sesekali memandang langit.

Beginilah rupanya malam di saat Allah membuka pintu langit bagi hamba-Nya yang meminta di seperempat malam. Tidak ada lagi kebisingan siang. Langit cerah berhiaskan bintang, dedaunan layu, merunduk, seraya bertasbih kepada sang empunya kuasa. Siapapun dia, sang profesor kah, doktor kah, atau raja sekali pun? dalam sujud malam semua sama. Merengek, mengadu, mengeluh dan meminta.

Tidak ada komentar: