Saya ingin memulai tulisan ini dengan
mengutip nasehat tua “berteman dengan
tukang parfum, akan terbawa wangi, jika dengan tukang besi, sebaliknya” .
Maklumat ini sudah lama sekali
kita dengar, namun gaungnya terus teringat. Intinya adalah bergaul dengan siapa
pun diperbolehkan, namun untuk memilih teman harus ditimbang-timbang. Apakah bisa
memberi pengaruh positif? Apakah mendorong kita kepada semangat yang lebih
baik? Jika iya, maka itu harus dipertahankan. Sebuah quote memperkuat ini “keep people in your life that truly love
you, motivate you, encourage you, inspire you and enhance you…”.
Syukurnya, saya adalah orang yang
dikelilingi dengan orang-orang yang lebih banyak memahami perbedaan. Orang-orang
yang dewasa dalam memandang hidup. Mereka adalah orang-orang yang lebih tua
secara umur dibanding saya. Orang-orang yang memberi masukan berharga dan
mendorong serta mempertinggi saya.
Keuntungannya adalah, saya menjadi
lebih wise menghadapi lika-liku dan
kerikil hidup. Saya lebih bisa menjadi ikhlas jika ada hal yang berjalan tidak
sesuai keinginan. Mereka memberi contoh kasus, bukan nasehat teori yang belum
jelas.
Siang ini, ketika saya menghindar
dari keadaan crowded untuk menyepi. Selepas
seluruh tugas mengajar selesai dan anak-anak sudah pulang. Tercipta diskusi
ringan dengan orang-orang dewasa yang hebat itu. Saya lebih suka mengatakan “diskusi”
dibanding ngobrol, karena ada hikmah yang bisa saya ambil setelah diskusi usai.
Mereka menceritakan tentang
bagaimana idealisme bisa terpatahakan oleh realita. Bagaimana sikap tegas dapat
menjaga kestabilan. Bagaimana rasa ketidaknyamanan itu sesungguhnya kita
sendiri yang membuat. Serta masalah-masalah apa saja yang harus diacuhkan dan
mana yang tidak.
Satu jam kurang, kami berdiskusi.
Hanya berempat. Tidak banyak orang. Tapi sesuatu.
Jika anda mengenal saya, atau
baru melihat saya. Saya bisa memastikan anda terkecoh mengenai umur saya. Biasanya
usia yang ditebak lebih tua dibanding umur asli saya. Ini bukan tentang bagaimana
saya merawat wajah. Bukan tentang debu, polusi dan paparan UV langsung yang
membuat wajah kusam. Tetapi saya lebih bisa menjelaskan bahwa ini adalah akibat
seberapa sering saya telah menggunakan
otak untuk berfikir dan dampak dari partner diskusi saya. Sangat
pembelaan? – itu harus –
Kemudian apakah berarti saya
tidak memilik teman sebaya? Tentu ada. Banyak.
Tetapi yang banyak itu,
intensitas bertemunya jarang. Alasannya karena kami sudah dengan kegiatan
masing-masing. Beda tempat, beda prioritas dan beda tanggungjawab. Intinya kami
sibuk. Terus siap teman saya?
Tenang, saya masih punya yang sedikit. Yang sedikit
ini yang justru lebih sering bertemu. Diwaktu-waktu senggang yang dipaksanakan,
kami bertemu. Berbincang mengenai apa saja, di café, di pecel lele kaki lima. Dengan
coffe atau dengan makanan berat yang dimakan menggunakan lima jari tangan. Apapun
itu tetap membahana.
Saya senang berdiskusi. Bukan ngobrol.
Hanya ada sedikit orang yang mau diajak berdiskusi. Namun yang sedikit biasanya
lebih eksklusif. Kita mengenal istilah limited editions. Selamat bediskusi,
selamat mendewasakan diri dan selamat menikmati lagu ini…
Tone Damli- 40 Years
http://www.youtube.com/watch?v=fHF4YO28njs