Liburan panjang sudah hampir
usai, segala rencana wisata sudah terlaksana. Senin esok waktunya kembali ke
rutinitas. Back to school, back to teaching, meet with my student.. it means
back to normal routine.
But this holiday it’s so
meaningful to me that can recharger my spirit.
*****
Salah satu keseruan menjadi guru
adalah selain jam kerja yang relatif lebih pendek, juga memiliki masa libur
yang cukup panjang. Liburan kali ini, saya dan keluarga mengunjungi mbah di
Gresik, tempat bapak saya dilahirkan. Sudah hampir tiga tahun dengan berbagai
alasan logis kami tidak pulang kampung. Dan liburan kali ini, harus!
**
**
Kami tempuh Bekasi-Gresik dengan
kendaraan pribadi. Cara ini dipilih selain liburan di tempat mbah,
juga bisa menikmati setiap kota yang kami lalui. Dan ternyata, sudah banyak yang berbeda kini,
jalanan yang dulunya masih sepi, sekarang sudah mulai padat. Pohon-pohon yang dahulu
masih muda dan tinggi sempurna, kini mulai tua dan kering. Jalan-jalan
extension berdiri sudah dan layak guna.
Secara normal, tentu ini menyingkat jarak tempuh sekaligus waktu. 19 jam, waktu yang harus kami lalui dengan kurang lebih 9 kota yang dilalui. Lelah, sudah pasti, namun semua capek tidak dirasa karena hati rasa senang dan kepastian akan tujuan yang ingin kami capai. Rumah mbah.
14 jam saya laju kendaraan, sebelum akhirnya digantikan bapak karena bulan sudah bertengger sempurna di langit malam. Saya ngantuk.
Secara normal, tentu ini menyingkat jarak tempuh sekaligus waktu. 19 jam, waktu yang harus kami lalui dengan kurang lebih 9 kota yang dilalui. Lelah, sudah pasti, namun semua capek tidak dirasa karena hati rasa senang dan kepastian akan tujuan yang ingin kami capai. Rumah mbah.
14 jam saya laju kendaraan, sebelum akhirnya digantikan bapak karena bulan sudah bertengger sempurna di langit malam. Saya ngantuk.
**
Jarak ratusan kilometer ini
memang melelahkan, tetapi begitu ngangenin. Di durasi waktu 3 jam
perjalanan, kurang lebih, kami memarkir kendaraan di masjid atau pom bensin
untuk ishoma. Meski sudah sampai di daerah (bukan kota) kami tidak khawatir
akan suasana sepi, karena Masjid dan pom bensin sudah ramai dengan pedagang,
atau petugas kebersihan dan parkir yang mengatur. Seperti waktu musiman yang
sudah diprediksi. Ramai.
**
**
Kami tiba di rumah mbah hampir jam 3 dini hari dan bergegas istirahat.
Selain letih yang sudah sangat akut, juga berguna untuk menyimpan tenaga, karena masih ada agenda kunjungan tempat wisata dan kuliner esok harinya.
Setelah puas istirahat, kami bersiap menuju tempat wisata yang direncanakaan. Dan ternyata, kampung bapak juga banyak yang berubah. Pantai-pantai yang dulu masih alami dengan karang uniknya, kini sudah berdiri hotel dan tidak bisa diakses bebas seperti dulu. Pemandangan laut yang tempo itu hanya berbayar parkir, kini siapa yang ingin memandangnya harus membeli tiket masuk.
Selain letih yang sudah sangat akut, juga berguna untuk menyimpan tenaga, karena masih ada agenda kunjungan tempat wisata dan kuliner esok harinya.
Setelah puas istirahat, kami bersiap menuju tempat wisata yang direncanakaan. Dan ternyata, kampung bapak juga banyak yang berubah. Pantai-pantai yang dulu masih alami dengan karang uniknya, kini sudah berdiri hotel dan tidak bisa diakses bebas seperti dulu. Pemandangan laut yang tempo itu hanya berbayar parkir, kini siapa yang ingin memandangnya harus membeli tiket masuk.
Yang masih sama hanya,
kulinernya, es degan dengan buah lontarnya masih kami nikmati di saung-saung
pinggir kebun. Begitu juga rajungan yang kami santap jumlahnya masih cukup
banyak. Satu baskom J.
Pasar tradisional dengan segala jajanannya yang murah meriah. Suasana pagi yang
masih sama. Tenang dan sahdu. Hal-hal ini semoga terus terjaga. Jangan berubah!
Liburan kali ini sungguh berkesa.
Selamat kembali beraktifitas, and have a good day… !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar